Jumat, 21 Oktober 2011

Filologi Sebagai Ilmu Bantu


a.       FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU LINGUISTIK
• Untuk penelitian linguistik dan kronik, ini sangat diperlukan seorang ahli linguistik memerlukan suntingan teks lama dan bahasa teks lama juga dibutuhkan oleh FILOLOGI, karena dapat menggali dan menganilis serta membandingkan seluk-beluk bahasa tulis dengan bahasa sehari-hari.

b. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU SASTRA
• Terutama berupa penyediaan suntingan naskah lama dari hasil pembahasan teks yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan sejarah sastra atau teori sastra.
• Hasil-hasil kajian terhadap teks-teks sastra lama akan sangat berguna untuk menyusun teori-teori ilmu sastra secara umum.

c. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU SEJARAH KEBUDAYAAN
• Filologi mengungkap khazanah warisan nenek moyang misalnya: kepercayaan, adapt istiadat, kesenian, dll. Termasuk unsur-unsur sekarang sudah punah (misalnya: istilah-istilah untuk bidang musik, takaran, timbangan, ukuran, mata uang, dsb.)
• Contohnya :
Dalam satuan ukuran
- Pecak : Ukuran panjang dengan alas kaki
- Dim

d. FILOLOGI SBAGAI ILMU BANTU ILMU SEJARAH
• Naskah-naskah Nusantara dipandang berisi teks sejarah (misalnya: Pararaton, Negara kertagama).
• Dapat dimanfaatkan sebagai sumber sejarah apabila sudah diuji berdasarkan sumbar-sumber lain.
• Sebagai informasi lukisan kehidupan masyarakat yang jarang ditemukan misalnya: Serat wicarakeras yang memberikan kritikan tajam terhadap masyarakat Surakarta (lingkungan keratin).

e. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU HUKUM ADAT
• Terutama dalam penyediaan teks.
Penulisannya baru dilakukan kemudian hari kemudian setelah dirasakan perlu kepastian peraturan hukum oleh raja atau setelah ada pengaruh dari barat.
Kitab Angger-angger : Praniti Raja, Surya Ngalam, Nawala Pradata, Angger Sadasa, dll.

f. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA
• Naskah-naskah jawa kuna banyak dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha.
• Hasil suntingan tks keaagamaan dan hasil pembahasan kandungannya menjadi bahan penulisan perkembangan agama yang sangat berguna.

h. FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU FILSAFAT
• Teks-teks sastra banyak mengandung nasihat dan pepatah
• Naskah-naskah yang berisi tasawuf mengandung filsafat yang meliputi banyak, terutama Melayu dan Jawa.

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN FILOLOGI

1) IVENTARISASI NASKAH
2) DESKRIPSI NASKAH (uraian ringkas)
3) PERBANDINGAN NASKAH
4) DASAR-DASAR PENENTUAN NASKAH YANG AKAN DITRANSLITERASI
5) SINGKATAN NASKAH
6) TRANSLITERASI NASKAH
7) TERJEMAHAN

1) IVENTARISASI NASKAH
Adalah pendataan naskah. Bertujuan untuk mengetahui apa yang akan anda kerjakan.
Cara mendaftar :
a. Mendaftarkan serat apa yang akan diteliti
b. Melihat catalog
c. Mencari di museum-museum dan tempat koleksi baik Swasta/Pribadi/PONPES
d. Dikumpulkan, dibaca, dijumlah
e. Membuat daftar


2) DESKRIPSI NASKAH
Adalah uraian singkat
- masing-masing serat diberi uraian singkat.
- Supaya orang yang mmbaca dapat membanyangkan serat yang di deskripsikan
- Dengan mmbaca deskripsi kita dapat mendeskripsikan secara jelas.

 Deskripsi naskahØ
Uraian ringkas tentang naskah, meliputi : judul, nomor naskah,, kolofon, ukuran naskah, bentuk naskah, usia naskah, bahan tulis naskah, jumlah larik stiap halaman, jenis kertas, aksara, bahasa, margin, catatan tangan ketiga, tempat penyimpanan naskah, asal-usul naskah, fungsi social naskah, isi naskah, dan hal-hal lain. Yang perlu diungkapkan shubungan kondisi naskah.

 Judul : Cover, depan, isiv
 Nomor : menurut katalog lokalv
Menurut katalog lain
 Kolofon dan maggala : depan/belakang tulisanv
 Ukuran naskah : Panjang X Lebarv
- Ukuran Cover
- Ukuran teks
 Bentuk naskahv
- Prosa
 Beberapa baris kalimat§
 Depan / belakang kurang dari jumlah tengah§
- Puisi
 Jenis ( Kakawin, kidung, macapat)§
 Beberapa tembang§
 Beberapa bait§
 Usia naskahv
- Kapan karya itu ditulis
- Berapa usia
 Bahan tulis naskahv
- Lontar
- Dhuwang
 Jumlah larikv
 Jenis kertasv
- HVS, mevel
 Aksarav
- Jawa, latin

Condong Tegak
 Bahasav
- Jawa
- Indonesia
 Marginv
- Batas atas,
 Catatantangan ketiga\tempat penyimpananv
- Ponolgan pembaca
- Tambahan
 Temoat penyimpananv
 Asal-usul naskahv
- Sertifikasi naskah
- Dibeli di……. Harga……. Dan dijual……….
 Fungsi social naskahv
- Hubungan naskah itu dengan social, kemasyarakatan
- contohnya : kidung rumeksa ing wengi yaitu berguna untuk meninabobokan bayi
 Isi naskahv
- Ajaran tentang apa
 Dan hal lain yang dianggap perluv

3) PERBANDINGAN NASKAH
Membandingkan naskah
- Judul sama isi berbeda
- Isi sama judul berbeda
- Kumpulan naskah ( bendel ) → dijilid, diberi judul
- Salinan (tadhakan)
- Perbandingan kata demi kata
- Perbandingan kalimat
- Perbandingan isi naskah

• Penyebutan teks dalam naskah lain
• Jika terdapat judul yang brbeda, atau pupuh yang berbeda maka tidak perlu dilakukan perbandingan kata/kalimat.

4) DASAR-DASAR PENENTAN NASKAH YANG AKAN DITRANSLITERASI
 Dihubungkan dengan tujuan penelitianv
 Kerangka teori : untuk memilih naskah yang paling baik dan paling§ lengkap
 Isinya lengkap dan tidak menyimpang dari kebanyakan naskah yang ada.§
 Keadaan naskah baik dan utuh.§
 Bahasanya lancer dan mudah dipahami§
 Umur naskah lebih tua§

5) SINGKATAN NASKAH
 Untuk memudahkan pengenalan isinaskah§
 Perlu mencatumkan halaman sumber§
 Secara terperinci dapat pula dianggap sebagai usaha pertama§ memperkenalkan hasil-hasil sastra lama yang nasibnya masih barupa tulisan tangan (carik), agar dengan mudah, daapat dibaca dan diketahui garis besar isi ceritanya.

6) TRANSLITERASI NASKAH
 Pngalihan atau penggantian huruf dewa huruf dari abjad satu ke abjad§ yang lain dengan mengikuti ejaan yang berlaku.
 Pengalihan aksara jawa ke aksara latin masing-masing mmiliki kaidah§ sendiri-sndiri seauai dengan karakternya.
 Aksara jawa tidak seluruhnya memiliki huruf capital (besar)§

7) TERJEMAHAN
 Mengalihkan bahasa sumber ke bahsa teks (terapan)Ø





Proses Morfologis dan Nonmorfologis - Apa itu proses morfologis? apa itu proses non morfologis? apa arti afiksasi, reduplikasi dan komposisi dalam proses morfologis? apa arti abreviasi, akronim, asimilasi, disimilasi, diftongisasi, monoftongisasi, haplologi, anaptiksis, metatesis, aferesis, sinkop, apokop, protesis, epentesis, paragog dalam proses non morfologis? semua akan kita bahas dalam artikel kita yang satu ini. Jadi pastikan teman teman membaca artikel "Proses Morfologis" ini ya... ^_^

Proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Bentuk dasar dapat berupa kata atau frasa.


Pembentukan kata berdasarkan proses morfologis sebagai berikut.

1. Afiksasi ( definisi )
Arti Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan.
Contoh:
- pukul
�� di + pukul �� dipukul
- makan
�� makan + an �� makanan
- hujan
�� ke + an + hujan �� kehujanan

2. Reduplikasi ( definisi )
Arti reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan mengulang satuan bahasa baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Contoh:
- rumah
�� rumah-rumah
- berjalan
�� berjalan-jalan
- pukul
�� pukul-memukul

3. Komposisi atau pemajemukan / perpaduan ( definisi )
Arti Komposisi atau pemajemukan / perpaduan adalah penggabungan dua kata atau lebih dalam membentuk kata.
Contoh:
- kepala + batu
�� kepala batu
- mata + pelajaran
�� mata pelajaran


Selain pembentukan kata secara morfologis, ada juga pembentukan kata secara nonmorfologis. Pembentukan kata secara nonmorfologis dapat berupa abreviasi ataupun perubahan bentuk kata.

1. Abreviasi ( definisi )
Arti Abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian kata atau kombinasi kata sehingga jadilah bentuk baru. Kata lain abreviasi ialah pemendekan. Hasil proses abreviasi disebut kependekan. Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia muncul karena terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini paling terasa di bidang teknis, seperti cabangcabang ilmu, kepanduan, dan angkatan bersenjata.

Jenis jenis abreviasi adalah sebagai berikut:

a. Singkatan ( definisi )
Arti singkatan dalam abreviasi yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf, seperti:
- FSUI (Fakultas Sastra Universitas Indonesia),
- DKI (Daerah Khusus Ibukota, dan
- KKN( Kuliah Kerja Nyata),

maupun singkatan yang tidak dieja huruf demi huruf, seperti:
- dll. (dan lain-lain),
- dgn. (dengan),
- dst. (dan seterusnya).

b. Penggalan
Arti penggalan dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang menghilangkan salah satu bagian dari kata seperti:
- Prof. (Profesor)
- Bu (Ibu)
- Pak (Bapak)

c. Akronim ( definisi )
Arti akronim dalam Abreviasi yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia, seperti:
- FKIP /fkip/ dan bukan /ef/, /ka/, /i/, /pe/
- ABRI /abri/ dan bukan /a/, /be/, /er/, /i/
- AMPI /ampi/ dan bukan /a/, /em/ /pe, /i/

d. Kontraksi ( definisi )
Arti kontraksi dalam abreviasi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan kata dasar atau gabungan kata, seperti:
- tak dari tidak
- sendratari dari seni drama dan tari
- berdikari dari berdiri di atas kaki sendiri
- rudal dari peluru kendali

e. Lambang huruf ( definisi )
Arti Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti:
- g (gram)
- cm (sentimeter)
- Au (Aurum)

2. Perubahan Bentuk Kata ( definisi )
Proses pembentukan kata melalui perubahan bentuk kata dapat disebut proses pembentukan kata secara nonmorfologis. Macam - macam
perubahan bentuk kata sebagai berikut.

a. Asimilasi ( definisi )
Arti asimilasi adalah gejala dua buah fonem yang tidak sama dijadikan sama.
- alsalam
�� asalam
- ad similatio
�� asimilasi

b. Disimilasi ( definisi )
Arti disimilsi adalah proses perubahan bentuk kata dari dua buah fonem yang sama dijadikan tidak sama.
- vanantara (Skt)
�� belantara
- citta (Skt)
�� cipta

c. Diftongisasi ( definisi )
Arti diftongisasi adalah proses suatu monoftong yang berubah menjadi diftong.
- anggota
�� anggauta
- teladan
�� tauladan

d. Monoftongisasi ( definisi )
Arti monoftongisasi adalah proses suatu diftong yang berubah menjadi monoftong.
- pulau
�� pulo
- sungai
�� sunge
- danau
�� dano

e. Haplologi ( definisi )
Arti Haplologi adalah proses sebuah kata yang kehilangan suatu silaba (suku kata) di tengah-tengahnya.
- Samanantara (Skt: sama + an + antara)
�� sementara
- budhidaya
�� budaya
- mahardika (Skt: maha + ardhika)
�� merdeka

f. Anaptiksis (= suara bakti) ( definisi )
Arti anaptiksis adalah proses penambahan bunyi dalam suatu kata guna melancarkan ucapannya.
- sloka
�� seloka
- glana
�� gelana, gulana

g. Metatesis ( definisi )
Arti metatesis adalah proses perubahan bentuk kata dari dua fonem dalam sebuah kata yang bertukar tempatnya.
- padma
�� padam (merah padam = merah seperti padma:
- padma = lotus merah)
- drohaka
�� durhaka
- prtyaya
�� percaya
- arca
�� reca
- banteras
�� berantas

h. Aferesis ( definisi )
Arti aferisis adalah proses suatu kata kehilangan satu atau lebih fonem pada awal katanya.
- adhyasa
�� jaksa
- upawasa
�� puasa

i. Sinkop ( definisi )
Arti sinkop adalah proses suatu kata kehilangan satu fonem atau lebih di tengah-tengah kata tersebut.
- domina
�� dona
- listuhaju
�� lituhayu

j. Apokop ( definisi )
Arti apokop adalah proses suatu kata kehilangan suatu fonem pada akhir kata.
- pelangit
�� pelangi
- possesiva
�� posesif

k. Protesis ( definisi )
Arti protesis adalah proses suatu kata mendapat tambahan satu fonem pada awal kata.
- lang
�� elang mas �� emas
- smara
�� asmara stri �� istri

l. Epentesis (= mesogoge) ( definisi )
Arti Epentesis adalah proses suatu kata mendapat tambahan suatu fonem atau lebih di tengah-tengah kata.
- akasa
�� angkasa gopala (Skt) �� gembala
- jaladhi
�� jeladri racana (Skt) �� rencana

m. Paragog ( definisi )
Arti paragog adalah proses penambahan fonem pada akhir kata:
- hulubala
�� hulubalang ana �� anak
- ina
�� inang kaka �� kakak


Lebu…… mlebu
Lumah.. mlumah
Lumpat..mlumpat
Aju.. maju
Undur.. mundur
Ili.. mili
Mbabad… babad..
Mburu.. buru
Mrana.. rana
Mrene.. rene
Jodoh… jodo
Bom.. embom
Bahasa.. basa
Kapak.. kampak
Sah.. syah


F.Metatesis
Metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing. Dalam bahasa Indonesia, kata-kata yang mengalami metatesis ini tidak banyak. Hanya beberapa kata saja. Misalnya: kerikil
menjadi kelikir, jalur menjadi lajur, brantas menjadi bantras
Metatesis ini juga bisa dilihat secara diakronis. Misalnya: lemari berasal dari bahasa Portugis almari, Rabu berasal dari bahasa Arab Arba. rebab berasal dari bahasa Arab arbab.


Metatesis
Metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing. Dalam bahasa Indonesia, kata-kata yang mengalami metatesis ini tidak banyak. Hanya beberapa kata saja. Misalnya: selain jalur ada kata lajur, selain kolar ada koral, selain berantas ada banteras.



Proses metatesis bukan mengubah bentuk fonem menjadi fonem yang lain, melainkan mengubah urutan fonem yang terdapat dalam suatu kata. Lazimnya, bentuk dan bentuk metatesisnya sama-sama terdapat dalam bahasa tersebut sebagai variasi

Metatesis
Metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing. Dalam bahasa Indonesia, kata-kata yang mengalami metatesis ini tidak banyak. Hanya beberapa kata saja.
Misalnya: kerikil
menjadi kelikir, jalur menjadi lajur, brantas menjadibantras
Metatesis ini juga bisa dilihat secara diakronis. Misalnya:lemari berasal dari bahasa Portugis almari, Rabu berasal dari bahasa Arab Arba. rebab berasal dari bahasa Arabarbab.




Perubahan Bentuk Kata
Perubahan bentuk kata dapat kita bedakan atas 1) perubahan dari bentuk kata-kata dairi pebendaharaan kata-kata asli suatu bahasa karena pertumbuhan dalam bahasa itu sendiri, 2) perubahan dari kata-kata pinjaman.
A. Adaptasi
Bahasa Indonesia selama berabad-abad mendapat bermacam-macam pengaruh dari luar, yaitu pengaruh dari bahasa-bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah. Semua bentuk asing itu tidak diterima begitu saja, tetapi selalu mengalami proses penyesuaian atau adaptasi sesuai dengan struktur bahasa Indonesia.
Adaptasi atau penyesuaian bentuk itu dapat dibedakan atas:
1. Adaptasi berdasarkan sistem fonologi bahasa Indonesia.
    Contoh: Voorschot (Belanda) > persekot
                 Voorlper (Belanda)  > pelopor
2. Adaptasi berdasarkan struktur bentuk kata (morfologi) dalam bahasa Indonesia.
    Contoh: parameswari (Sansekerta) > permaisuri
                 prakara (Sansekerta)        > perkara
Bila bentuk-bentuk asing itu tidak menunjukkan pertentangan-pertentangan atau perbedaan structural dengan bahasa Indonesia maka kata-kata asing itu diterima begitu saja tanpa mengalami adaptasi.
B. Analogi
Analogi adalah pembentukan suatu kata baru berdasarkan suatu contoh yang sudah ada. Misalnya berdasarkan bentuk-bentuk seperti sosialisme, sosialist, dan lain-lain, terbentuklah kata-kata seperti marhaenisme, marhaenis, pancasilais, dan lain-lain.
C. Kontaminasi atau Perancuan
Selain dari analogi ada cara pembentukan lain yang disebut kontaminasi atau perancuan, yakni dari dua ungkapan yang berlainan diturunkan suatu ungkapan baru.
Contoh: Dari ungkapan-ungkapan membungkukkan badan dan menundukkan kepala dibuat kontaminasi: menundukkan kepala.
Macam-Macam Perubahan Bentuk Kata
Dalam pertumbuhan bahasa banyak kata yang mengalami perubahan. Perubahan-perubahan pada suatu kata tidak hanya terjadi karena proses adaptasi, tetapi juga disebabkan bermacam-macam hal lain, misalnya salah dengar, usaha memendekkan suatu kata yang panjang dan sebagainya. Kata bis yang sehari-hari dipakai sebenarnya berasal dari kata veniculum omnibus, yang berarti ‘kendaraan untuk umum'. Tetapi karena terlalu panjang maka yang diambil hanya suku kata terakhir, yang sebenarnya hanya merupakan sebuah akhiran.
Tetapi dari peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi atas berbagai kata yang selama ini diketahui, terdapat beberapa macam gejala perubahan bentuk yang dialami sebuah kata:
1. Asimilasi, adalah gejala dimana dua buah fonem yang tidak sama dijadikan sama.
    Contoh: in moral     > immoral
                ad similatio > asimilasi
2. Disimilasi, adalah proses perubahan bentuk kata di mana dua buah fonem yang sama dijadikan     tidak sama.
    Contoh: vanantara     > belantara
                 lauk-lauk     > lauk-pauk
                 sayur-sayur > sayur-mayur
3. Diftongisasi, adalah proses di mana suatu monoftong berubah menjadi diftong.
    Contoh: anggota > anggauta
                 teladan > tauladan
4. Monoftongisasi, proses di mana suatu diftong berubah menjadi monoftong.
    Contoh: pulau > pulo
                danau > dano
5. Haplologi, adalah proses di mana sebuah kata kehilangan suatu silaba (suku kata) di     tengahnya.
    Contoh: samanantara (Sansekerta) > sementara
                 budhidaya                        > budaya
6. Anaktipsis, adalah proses penambahan suatu bunyi dalam suatu kata guna melancarkan     ucapannya.
    Contoh: putri > puteri
                sloka > seloka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar